Nilai Yang Tergilas Teknologi
Nilai
merupakan patokan normativ yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya,
ia menjadi rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Dari nilailah akan lahir
norma, etika, dan peraturan. Kita tidak bisa seenaknya memperturutkan hawa nafsu
dan melakukan apa saja yang kita kehendaki, karena kita terikat dengan nilai
yang muncul dan disepakati. Sehingga tingkah laku dan semua aktifitas kita harus
sesuai dengan nilai yang ada.
Dahulu,
sebelum berkembangnya tekhnologi banyak nilai positif yang hidup dan berkembang
dengan subur, sehingga menghasilkan bunga yang indah serta buah yang manis, kehidupan
yang harmonis, rukun, aman, tentram dan bahagia. Nilai yang seharusnya masih lestari
ditengah pengkembangan tekhnologi yang semakin pesat. Namun nilai-nilai positif
dibawah ini lambat laun berguguran dan menghilang ditelan zaman.
Nilai
sosial : Masih teringat dalam memori, bagaimana dahulu anak-anak bermain bersama
dipekarangan rumah, bapak-bapak berkumpul untuk menjaga keamanan lingkungan,
seluruh warga masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungan. Silaturahim pada
waktu itu sangat intens, sehingga menghasilkan
ukhuwah yang erat. Jika kita lihat keadaan hari ini, dimana anak-anak aysik bermain
sendiri dengan ditemani gadgetnya, jarang
terlihat perkumpulan dimalam hari untuk menjaga lingkungan karena sudah selesai
dengan membayar uang keamanan, begitupun gotong royong membersihkan lingkungan sudah
berubah menjadi iuran bulanan. Keadaan hari ini dengan difasilitasi oleh teknologi
yang canggih membuat intensitas silaturahim menjadi berkurang.
Nilai
moral : Dahulu ketika seorang anak dipanggil oleh orang tuanya akan segera memenuhi
panggilan dari orang tuanya, kedekatan anak dengan orang tua terjalin dengan sempurna
karena setiap sore menjelang malam sebelum tidur mereka berkumpul berbagi cerita.
Ketika seorang teman berbicara maka yang lain akan focus memperhatikan. Cara berpakaian
pun sopan cendrung menutupaurat, terutama perempuan. Namun sekarang kebanyakan mengabaikan
panggilan orang tua dengan dalih tanggung sedang sibuk dengan gadgetnya, kedekatan
anak dengan orang tua tersekat karena masing-masing berbagi ceritanya di sosial
media, dalam perkumpulan pun tidak sedikit yang perhatiannya teralihkan kepada gadgetnya
dibandingkan pada orang yang berbicara. Mode berbusana hari ini lebih fulgar karena
mengikuti tren budaya barat. Nilai moral dan kesopanan hari ini sedikit berkurang
teralihkan tekhnologi yang semakin canggih.
Nilai
religius :Terkenang dahulu anak-anak semangat mengaji dan beribadah walaupun dalam
keadaan gelap gulita karena mati lampu dan hanya ditemani lilin/obor.
Komunikasi dengan lawan jenis berjalan dengan normal, saling berbagi, bertukar,
meminjam tanpa dibumbui riba. Namun sekarang untuk beribadah dengan khusyu pun
susah, baru mengaji satu lembar sudah berhenti dan langsung membuka handphone.
Hubungan lawan jenis yang bukan mahrom sudah diluar batas normal, dengan difasilitasi
sosial media setiap orang bebas mau chat apapun dan kapanpun. Transaksi yang
dilakukan hari ini kebanyakan bertaburan dengan bunga-bunga yang menggoda padalah
menyakitkan. Nilai religious hari ini sedikit bergeser dari yang seharusnya sesuai
tuntunan ajaran agama.
Nilai
budaya : Dahulu, anak-anak sangat senang memainkan permainan tradisional,
menyanyikan lagu daerah dengan lantang, dengan lincah menarikan tarian daerah.
Beda halnya dengan sekarang, permainan yang digandrunginya adalah games online
yang memerlukan biaya, yang dinyanyikannya adalah lagu-lagu percintaan yang
sebenarnya kurang mendidik, tarian yang diperagakannya ialah tarian impor dari budaya
asing. Nilai Budaya luntur terbentur tekhnologi yang berkembang pesat.
Dengan adanya tulisan ini, mudah-mudahan kita bisa menjadi bijak dalam menggunakan tekhnologi yang tidak bisa dibendung ini. Walaupun kehidupan dewasa ini serba mudah dengan bantuan teknologi, tetapi jangan lupa bahwa kita adalah makhluk social kita tidak bisa hidup sendiri, perhatikanlah tetangga, perbanyak silaturahim. Dengan adanya tekhnologi tidak menghilangkan nilai moral, tetap menjaga etika dan sopan santun, tahu situasi dan kondisi untuk kita menggunakan tekhnologi. Tekhnologi tidak sepatutnya mengalihkan waktu ibadah dan amal-amal kita, keseimbangan harus dijaga agar beroleh kebahagiaan didunia dan diakhirat. Iman dan takwa harus ditegakan, manfa’atkan tekhnologi sebagai sarana untuk berdakwah. Harus selektif menggunakan tekhnologi, ketika tekhnologi membawa kita untuk berbuat maksiat maka jauhilah, begitupun sebaliknya. Juga tekhnologi tidak membuat kebudayaan kita punah, karena kebudayaan suatu bangsa adalah jati diri bangsa itu sendiri, yang diharapkan teknologi meluncur adat dan budaya pun subur makmur.
Komentar