WAKAF, Membeli Masa Depan Dengan Harga Sekarang
Siang itu terlihat sekumpulan
anak sekolah SMA putri berjalan melintasi depan terminal Bus Kangar, di
Perlis. Perlis merupanan salah satu kerajaan di Malaysia yang berbatasan dengan negeri Keddah dan juga
Thailand.
Salah seorang dari rombongan memisahkan diri menuju Unimap (Universutas Islam Perlis)
seraya melambaikan tangannya:
“Da …da….! Hai nak pergi mane”
Teriak salah seorang temannya, namun tidak menjawab terus berjalan menuju Kantor “Tabung Wakaf” yang letaknya di
perkantoran yang berjajar dengan Unimap.
“Assalamualaikum”
Ucapnya sambil mengangguk kearah saya yang saat itu sedang duduk di bangkudepan.
“Waalikumsalam, Hai Habsah, aduuh comelnya, nak mencubit rasa” .
Pelajar yang nama nya habsah tersebut hanya tersenyum, diambilnya form
wakaf lalu mengisinya sambil menyerahkan uang sebesar 150 RM.
Setelah itu iapun meninggalkan kantor Tabung Wakaf Perlis.
Karena penasaran sayapun bertanya kepada Fuadah, nama Costumer
Service yang tadi begitu akrab mengenal pelajar putri yang bernama Habsah.
“Encik Buchori Tau Tak, Setiap bulan Habsah menyumbangkan uangnya sebanyak 150 RM. Sekiranya ditanya, apa tujuan menderma wangnya, dia kate. Tujuan menderma wangnya adalah untuk melabur di akhirat sekiranya dia mati”.
Ibu Fuadah menceritakan kebiasaan Habsah yang selalu mewakafkan uangnya setiap bulan sebesar 150. RM yang
disisihkannya dari hasil pemberian orang tuanya. Habsah memahami betul kalau batasan
hidup didunia ini tidak ada yang tahu kapan kita menemui ajalnya, dan dia meyakini bahwa hanya wakaflah yang akan mendampingi nya kelak ketika bertemu dengan malaikat Munkar dan Nakir yang bertanya saat kita dialam kubur, demikian juga
Ketika manusia dihisab dihadapan Allah.
Akhirnya saya pun merasa kagum dan merasa malu sendiri dengan apa yang sudah dicontohkan Habsah seorang pelajar SMA putri kelas 11. Biasanya anak-anak milenia berpikir secara duniawi saja, mengejar cita-cita untuk hari tuanya, yang justeru kita tidak mengetahuinya, apakah umur kita bias sampai tua, lalu bagaimana jika takdir minta kita untuk Kembali kepada Allah pada usia milenia, apa yang harus kita perbuat?.
“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun dapat mengetahui di bumi mana
dia akanmati. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S Lukman:
34).
Nilai Wakaf dan Gaya Hidup Baru
Keyakinan seorang muslim terhadap wakaf bukanlah hanya sebuah cerita, apa yang dilakukan
para sahabat Rasululullah adalah menjadi bukti sejarah bahwa apa yang pernah dilakukan Usman Bin Affan pada saat membeli sumur Roumah dari seorang Yahudi, tidak hanya sekedar menyelesaikan terpenuhinya kebutuhan air saja.
Melainkan juga Usman
berhasil meningkatkan Kohesi social dikalangan masyarakat sekitar, Pranata kehidupan social masyarakat ikut berkembang menjadi Gaya hidup yang
saling tolong menolong dan bergotong royong dalam menghadapi suatu permasalahan sosial yang berimplikasi pada
budaya masyarakat yang agamis. Disisi lain Wakaf Usman Bin Affan pada Sumur Raoumah kini telah menjelma menjadi sebuah kekuatan ekonomi bangsa Arab yang saat ini dikelola oleh kementrian wakaf .
Mindshet dalam berwakaf, sudah seharusnya menjadikan wakaf sebuah “Engine”
yang dapat menghasilkan keuntungan yang dapat bermanfaat bagi meningkatnya kemartabatan ummat. Wakaf yang dikelola secara produktif oleh para nazhir
yang kredibel akan melanggengkan aset-aset wakaf yang diserahkan para wakif bahkan laksana bola salju yang
akan membesar sejalan dengan pertambahan waktu yang terus bergulir.
Sustainable effect yang akan terjadi, tidak hanya menjadikan wakaf sebagai asset premium yang
dapat mendorong permintaan dan penawaran agregat, tetapi juga sebagai daya ungkit pembangunan di sebuah
negara.
Pada masa “Mamalik” di Mesir, dibangunMesjid
Al Azhar dan Lembaga pendidikannya, Selanjutnya dibangun Universitas Al
Azhar serta mengembangkan wakaf Uang (Endowment). Aset-aset property yang bersumber dari wakaf di Kelola secara
professional yang hasilnya digunakan untuk membiayai operasional masjid dan Lembaga pendidikannya.
Tidak kurang 2/7 lahan di Mesir merupakan Wakaf yang dikelola pada masa Mamalik. Bahkan pada saat negara Mesir mengalami defisit. Budget maka tidak sedikit Aset-asset wakaf-wakaf milik Al Azhar menjadi satu-satunya solusi dalam penyelesaian defisi budget Mesir saat itu.
Di Indonesia, wakaf produktif dikembangkan oleh umat
Islam di Aceh. Wakaf yang dikelola nazhir memiliki dua bentuk kelolaan, yaitu Wakeueh dan Oemong Sara.
Wakeueh merupakan obyek wakaf dalam bentuk Masjid, sekolah, kuburan dan laon-lain. Oemong Sara adalah wakaf berupa sawah atau ladang yang
hasilnya digunakan untuk membiayai operasional masjid atau sekolah tadi.
Pengelolaan dan pengembangan asset wakaf secara produktif akan mengalami hambatan pada saat nazhir yang mengelola tidak memiliki kemampuan sebagai manajerin vestasi. Demikian juga
minimnya pemahaman masalah Yuridis dalam perwakafan menjadikan sering terjadi silang sengketa baik dari keluarga wakif maupun keluarga nazhir yang berakibat hilangnya asset wakaf yang sudah diikrarkan.
Nilai masa depasn (Future Value) sangat ditentukan oleh dua hal yaitu: Inovasi dan Data.
Inovasi merupakan suatu ketrampilan yang harus dimiliki dari suatu entitas nazhir. Inovasi dalam memanfaatkan data masyarakat muslim guna menghasilkan asset wakaf
yang dapat dikelola dan dikembangkan sehingga mendapatkan hasil dan manfaat yang
dapat dimanfaatkan bagi mau kufalaih dalam meningkatkan kemartabatan nya sebagai umat.
Data base meliputi individu masyarakat suatu daerah, kumpulan jama’ah dan organisasi
juga corporate sukses adalah suatu data yang wajib dimiliki suatu entitas nazhir karena merupakan modal utama dalam strategi pengembangan asset wakaf.Berdasarkan data World Giving
Index 2008, Indonesia merupakan Negara Paling dermawan di Dunia, bahkan Varkey melakukan survey terhadap
20.000 anak milenial didunia tentang opini terhadap agama dan kebahagiaan.
Dengan hasil yang cukup mencengangkan bahwa, Sebagian besaran akmilenial Indonesia
memberikan opini bahwa Agama membawa kebahagiaan tertinggi, ini artinya wakaf pun memiliki pangsa pasar dari kalangan milenia di Indonesia.
Umat Islam yang berwakaf sama sepertihalnya kita membeli masa depan yang
sangat mahal dengan harga sekarang yang sangat murah.Dalam kitab Shahih Muslim Juz 2 hal.70, disebutkan bahwa ada tiga amalan manusia yang tidak terputus dan akan selalu terhubung sampai kita meninggal sekalipun, salah satunya adalah, sedekah, sedekah
yang dimaksud dalam hal ini adalah wakaf, sehingga pahala wakaf ini seperti mata air yang mengalir terus tiada henti.
Kami (Muslim) diberitahu oleh
Yahya bin Ayyub dan Qutaibah (yakni Ibn Sa’id) ser-ta Ibn Hujr, mereka berkata: “Kami diberitahu
oleh Isma’il (yakni Ibn Ja’far), dari al-‘Ala` dari bapak nya dari Abu Hurairah bahwa rasulullah saw. bersabda:
“Apabila seorang manusia meninggal dunia,
terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga, yakni kecuali sedekah jariyah, atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak saleh yang mendoakannya”.
(HR Muslim di dalam shahihnya juz 2 hal. 70 hadis no.
1631).
Komentar