Wakaf Sebagai New Life Style
Ketua Badan Wakaf Indonesia Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh. DEA mengajak generasi milennial memajukan wakaf dan menjadikannya sebagai gaya hidup. Prof Nuh menyampaikan wakaf adalah instrumen strategis untuk meningkatkan kesejahteraan, kualitas dakwah, dan menjaga kemartabatan. Ia mencontohkan kebun kurma yang diwakafkan Sayyidina Umar dan hasilnya digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat miskin dan membutuhkan. Juga mencontohkan wakaf sumur oleh Sayyidina Utsman yang memberikan manfaat sumber air minum bagi penduduk Madinah.
Nuh juga mencontohkan wakaf Habib Bugak Aceh berupa tanah dan rumah singgah bagi jamaah haji Aceh, aset itu sekarang dikelola secara produktif dan menjadi beberapa hotel yang keuntungannya disalurkan kepada jamaah asal Aceh.
Di Eropa dan Amerika, jelas Nuh, wakaf pun dikembangkan untuk membangun dan
membiayai perguruan tinggi, seperti Harvard University dan Stanford University.
Namun, mereka menyebutnya endowment. Dengan wakaf itulah Harvard dan Stanford
berkembang menjadi perguruan tinggi yang diakui.
Karena itulah, Nuh mengajak milenial untuk turut memajukan wakaf produktif dan
menjadikannya sebagai gaya hidup. Kenapa
sasarannya adalah generasi milenial? Karena mereka adalah generasi elit calon
pemimpin bangsa. Pada 10-15 tahun lagi mereka akan menjadi tokoh-tokoh yang
diharapkan sudah memahami wakaf dan berkontribusi untuk memajukan wakaf
produktif, baik sebagai orang yang berwakaf maupun sebagai pengelola
wakaf.
Komentar