Jadikan Wakaf Gaya Hidup Milenial

Jadikan Wakaf Gaya Hidup Milenial


Kalangan milenial Indonesia dinilai memiliki ciri khas, yakni dermawan, memiliki motivasi yang memberikan makna, dan berjiwa sosial. Badan Wakaf Indonesia (BWI) pun mendorong kaum milenial untuk menjadikan wakaf sebagai gaya hidup.

 

Dorongan itu disampaikan Ketua BWI Mohammad Nuh dalam webinar “Wakaf Goes to Campus Virtual” Dia menjelaskan, tingkat kesadaran berbagi di Indonesia mengalami kenaikan tertinggi selama 10 tahun belakangan berdasarkan Charity Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2019.

 

"Kalau bangsa Indonesia umumnya dermawan dan anak-anak mudanya punya nilai-nilai itu maka, kesimpulannya, milenialis Indonesia selalu memberikan makna dan memiliki jiwa sosial yang tinggi," ujar Nuh dalam webinar yang dihadiri lebih dari seribu partisipan itu. 


Nuh juga mengajak kalangan milenial untuk membeli masa depan dengan harga sekarang yang murah melalui wakaf. Dia mengatakan, wakaf termasuk di dalam sedekah jariyah sebagai bentuk kebaikan yang tak mengenal waktu, seperti halnya ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya. 


"Wakaf itu menyambungkan antar generasi. Kita ingin nilai keislaman ini tersambung antar generasi, dan yang bisa menyambungkan adalah wakaf. Maka, kita ingin wakaf menjadi gaya hidup," kata mantan menteri komunikasi dan informasi serta menteri pendidikan dan kebudayaan itu. 


Pada kesempatan itu, Nuh juga mengatakan, perguruan tinggi harus menjadi tempat untuk menciptakan generasi pencipta kebaikan dengan mulai menghimpun dana wakaf. Menurut dia, sungguh luar biasa jika seluruh kampus bisa melakukan itu. "Kita ingin kampus sebagai penyemai generasi kreator kebaikan sehingga menjadi perintis kebaikan dan engine untuk menyiapkan generasi kreator kebaikan," ujar dia. 


Nuh pun mendorong agar perguruan tinggi membuat kebijakan wakaf di kampusnya. Misalnya, dengan memberlakukan kewajiban wakaf bagi setiap karyawan dengan besaran Rp 1 juta per tahun. Hal itu pula yang telah dilakukan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan beberapa universitas yang lain. Dengan cara itu, kata Nuh, total dana wakaf yang terkumpul dari ITS mencapai Rp 2,5 miliar.


"Ini akan menjadi dana abadi yang hasil wakafnya nanti bisa dipakai untuk memberikan beasiswa, santunan, atau yang lain," ucap dia. 


(Republika) 





Ayo share artikel ini melalui sosial media kamu dengan klik salah satu tombol di sebelah kanan layar. Terimakasih & Semangat Berwakaf Amazing People!

Komentar

Silakan Masukan Komentar ...