Meroket Dimasa Pandemi
Bukan sedikit orang yg mengeluh dimasa pandemi ini. Baik mengeluh masalah pekerjaan, anak sekolah, kebutuhan rumah tangga, dan lain sebagainya. TAPI, banyak juga orang yg melihat pandemi ini menjadi sebuah peluang! Peluang untuk lebih dekat dengan keluarga, peluang untuk lebih menggali potensi diri, maupun peluang untuk membuka/mengembangkan usaha!
" Aku sesuai persangkaan hamba-Ku... "
[HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]
Jangan-jangan, masa sulit yang kita alami dikarenakan prasangka diri kita sendiri? Memang sih... jika kita berada pada posisi terendah, pikiran kita itu suka susah diajak mikirin peluang. Karena sudah anti pati sama pelajaran matematika mungkin ya. Jadi langsung alergi kalo denger kata peluang. Hehe.
Untuk yang masih alergi sama matematika, gak usah pusing. Kita mancing aja... mancing peluang lebih tepatnya. Pengalaman saya sendiri nih, pada saat menghadapi posisi terendah. Hal pertama yg saya lakukan adalah membiasakan diri membantu orang lain dengan minimal banget memberikan dia solusi terhadap masalahnya. Walaupun kita sendiri lagi mentok sama masalah kita. Tapi ya, qodarullah... setelah itu Allah hancurkan tembok penghalang yg membuat saya mentok tadi. Adaaa aja tiba-tiba terpikirkan solusi yang mentransformasikan masalah tersebut menjadi (pel)uang.
Saya pemilik Resto Cafe Mie Aceh DAPU ULKA dengan omset diatas 30 juta/bulan. Harus merangkak ketika pandemi ini mampir ke Indonesia. Menggaji 1 karyawan saja sampai bingung yang akhirnya sempat saya liburkan sementara dan gajipun tidak penuh. Bayangkan saja, yang biasanya dari salah satu ojek online food saja bisa mendapatkan omset diatas 1jt/hari, belum dari dine in, take away langsung ke restoran dan ojek online food yg satunya lagi. Ditambah pesanan-pesanan diluar jam operasional. Bulan maret kemarin dimasa pandemi, Mie Aceh cuma laku 4 porsi/hari pada titik terendahnya. Jangankan untuk menggaji karyawan, listrik dan operasional aja tidak cukup. Akhirnya, mentok benar-benar mentok lah saya saat itu.
Bismillah,
saya coba buka kembali saat bulan ramadhan sudah masuk sepekan. Jika pun tidak
bisa menggaji karyawan, paling tidak saya bisa mencukupi kebutuhan makannya
saja pikir pendek saya. Sambil terus membantu orang-orang yg ada disekeliling
saya. Tiba-tiba, hari kedua buka resto, kita dikasih proposal dana segar untuk
pemenuhan tebar bukber selama Ramadhan. Akhirnya yang tadinya mentok, runtuh
semua temboknya dan karyawan pun terpaksa harus saya lemburkan. Kita garap lah
tebar bukber selama ~20 hari non-stop selama ramadhan. Perharinya berkisar
50-80 porsi yang harus kami siapkan.
Dan itupun belum selesai... :)
Ba’da lebarannya, Allah memberikan proyek baru ke kami setelah sukses menggarap tebar bukber. Kami dipertemukan dengan distributor ayam dan kami jadikan pertemuan tersebut untuk peluang membuat produk baru DAPU ULKA. Akhirnya keluar lah Ayam Tangkap DAPU ULKA dengan rasa kelas Hotel bintang lima. Dimasa pandemi yang dimana orang-orang "takut" untuk jajan, kami inovasi dengan produk baru ini. Dari yang cuma nyoba 1e, besoknya langsung order 5 sekaligus untuk stok di rumah. Sampai pada akhirnya mau tidak mau, kami meningkatkan kapasitas produksi yang saat ini mencapai 120e/hari. Tentunya, kami harus tutup Resto saat produksi Ayam.
Dan belum tau lagi saat ini kejutan apa yg akan Allah berikan untuk saya nantinya. Terkadang, pikiran kita terlalu kerdil sehingga hanya berpikir untuk diri sendiri. Padahal (masih) mampu berpikir dan membantu orang lain. Sehingga pikiran makin buntu.
Dengan pikiran yang terus berpikir, kita tidak sempat berprasangka yang aneh-aneh dan pikiran kita terus positif. Sehingga dari situ Allah berikan hal-hal positif pada kita. Jika kita hanya tamak, pikiran kita jadi buntu ditambah syaithan terus menghembuskan bisikan pada dada manusia sehingga membuatnya menjadi makin berprasangka buruk yang akhirnya dipenuhilah kehidupannya dengan yang buruk. Allahua’lam bishshawab...
Penulis
:
Kharis Mukhifullah. ST
Komentar
Evi
2020-07-11 00:37:46 ReaderAlhamdulillah MasyaAllah 😇 Sukses selalu Dapu Ulka